Gen z itu sebenarnya generasi bebas yang terbentuk karena kemajuan teknologi, berdasarkan banyak survei Gen z ini kecenderungannya menjadi Wirausaha karena terdoktrin dari banyaknya podcast yang dilakukan para pegusaha muda sehingga mereka bergerak sesuai passionnya. Gen z juga menjadi garda terdepan dalam mencapai Indonesia Emas 2045
(Ketua Umum DPP BAPERA)
Jakarta – Gen Z saat ini sudah memasuki dunia bisnis dan kerja ada 3 huruf yang membuat generasi diatas mereka terperangah dan hanya bisa komentar “Anak zaman sekarang (kid these day)”. Prilaku setiap generasi berbeda karena mereka tumbuh dari apa dan bersama apa, Ucap Fahd El Fouz
A Rafiq di Jakarta pada Senin, (14/10),di salah satu perkantoran di Jakarta Selatan.
Ketum DPP Bapera mengatakan, “sebelum saya bahas gen z saya sedikit mengulas tentang generasi diatas mereka yaitu gen (Millenial), mereka itu yang lahir tahun 1981 -1996. Dimasa usia 10 tahun mereka tumbuh bersama apa dan fenomena apa di zamannya. hal tersebut membentuk pola pikir dan tindakan mereka di masa kerja. Kaum Millenial tumbuh dari era Walkman, playstation, smartphone, laptop dan Internet. Mereka adalah generasi awal yang sedari kecil sudah kenal dunia digital, jadi kaum millennial hidup dari era sebelum internet booming sampai menjadi kebutuhan di awal abad 21. sebenarnya generasi inilah yang pada awalnya menikmati era internet dan perkembangannya sejak awal dan sehingga bisa mengingat memori sejarah akan teknologi itu sendiri. Dan gen y dapat mengimbangi generasi dibawahnya, ucapnya.
Mantan Ketum PP – AMPG ini, Era Millenial itu kan zaman saya, sudah kenal dengan musik pop, heavy metal, rock, dangdut koplo yang masuk akibat peralihan era dari orde lama ke Orde baru membuat dinamika musik di Indonesia khususnya music dari luar negeri semakin kental di bumi Nusantara. Film Hollywood mulai menggunakan efek khusus, kemudian ketika 2010-an hingga saat ini, artinya mereka sudah memasuki dunia kerja. Berdasarkan penggunaan sosmed generasi Millenial lebih condong ke facebook, youtube dan Instagram beda dengan gen z yang cenderung ke tiktok, dan beberapa game kompetisi yang sesuai era mereka, ungkapnya.
Putra pedangdut kondang (Alm) Arafiq menambahkan, “Gen z itu ya dari kecil sudah pegang gadget, internetpun semakin cepat (5G) dan konten social media lainnya sudah semakin berkembang dan banyak orang tua mereka adalah gen y yang lahir di awal dan gen z yang diakhir. Mereka memberikan ponsel sejak lahir sehingga mereka cepat, terbiasa jika dibandingkan dengan generasi diatas mereka”,lanjutnya lagi,
Mantan Ketum PP-AMPG ini melanjutkan, Gen z itu bekerja lebih casual, separuh kaki mereka berada diluar kantor, mereka tidak pakai email, mereka bekerja onfire dimalam hari, komentar para generasi diatas mereka terhadap “anak zaman sekarang” adalah mereka banyak nuntut, kerja dan kontribusinya sedikit, karena belum apa apa sudah minta healing dan healing itu komennya seakan dunia kerja menyiksa mereka, tapi mereka perlu uang,ucapnya.
Dalam obrolan santainya Bang Fahd memberikan pengalamannya, “Gen z tidak sopan kepada yang lebih tua, dan mereka jarang menerapkan kewajiban pada pekerjaan formal. Mereka tidak tahan pada pekerjaan formal, mental mereka lunak dan mudah emosi. Menariknya gen z punya busana setengah dari kaum millennial. Gen y lebih suka belanja, gen z tidak suka belanja. Kalau dalam suasana kerja mereka tidak suka meeting dan mereka bisa ganti dengan zoom atau conference call. Dan banyak juga generasi Millenial yang akhirnya tertular karakter gen z yang bersumber dari pesatnya kemajuan teknologi. Jika gen x dan gen y lebih suka baca buku maka gen z cenderung lebih suka menonton video untuk mereka belajar, tuturnya.
Dalam bekomunikasi Gen z tidak pakai email dan banyak pakai emoji, memang simple dari pada pakai kata kata. Mereka tidak suka kerja di meja tetap, lebih nyala kerja dimalam hari. Karena itu mereka meminta jam kerja kantor dirubah, sehingga banyak bermunculan kerja part time dimalam hari atau perlu mereka ingin ada kantor yang merubah jam kantornya sesuai keinginan gen z.
Jika para pengusaha Indonesia tidak mampu menyesuaikan kemajuan zaman, cepat atau lambat para entrepreneur akan tersunami dengan sendirinya. Beberapa waktu lalu banyak retail dan pertokoan tutup karena tidak mampu mengikuti pesatnya teknologi. Saya tekankan ya, teknologi yang berbentuk aplikasi di smarphone itu tercipta karena menyesuaikan kebiasaan manusia dan permintaan pasar yang tinggi.
Banyaknya pengusaha yang bangkrut beberapa tahun lalu salah satu sebabnya dikarenakan tidak update teknologi e-commerce dan social media dan keengganan untuk belajar mengupgrade skill dalam mengunakan gadget sehingga pengusaha yang masih menggunakan cara lama tertinggal dari mereka yang sudah upgrade.
Mantan Ketum Gema MKGR ini mengutip data dari Jurnal Harvard bisnis school pada januari 2024 melaporkan 3 dari 4 manajer kesulitan menghadapi tenaga kerja Gen z ini. Mental mereka seperti telor jalan diatas kerak telor, gampang pecah, Ditekan dan kena omel sedikit langsung resaign. Survei tadi benar saya merasakan hal itu, ucapnya.
Tidak ada kata loyalitas pada pekerjaan bagi gen z, mereka kutu loncat (job hooping), kerja mana yang suka saja dan tidak mau ada tekanan. Menghandle gen z perlu keterampilan komunikasi khusus dan kesabaran ekstra. Gen z di didik oleh screen shot dan swipe screen. Informasi sangat cepat, click bait tidak depth pemahamannya akan hal yang umum, minat mereka banyak, tidak focus. Gen z tidak memahami arti uang seperti gen x, separuhnya pun tidak di usia yang sama. Mau tidak mau siap dan tidak siap mulai tahun ini dari era baru seperempat pekerja dunia adalah gen z dan akan sampai puncaknya ditahun 2030 an akhir, Jika para pengusaha di Indonesia tidak berbenah siap siap anda akan gulung tikar dengan fenomena zaman
Fahd El Fouz A Rafiq yang juga pengusaha muda itu melihat, “Suka atau tidak suka gen z prilakunya akan merubah total kebijakan publik diseluruh dunia, dari mengubah cara berbusana, berbelanja, produk, kebutuhan, kuliner, hiburan dan dapat dipastikan dapat merubah cara perusahaan berbisnis,ungkapnya.
Beliau kembali menambahkan Ditahun 2030 keatas dimana CEO dan manajer adalah para gen z, yang mana dipastikan mereka akan menghilangkan 40% jenis pekerjaan yang sekarang ini ada yang tidak fit dengan mereka dan pebisnis yang tidak update akan tergerus dengan sendirinya.
Sekali lagi saya mengingatkan Jangan coba coba melawan dan mengabaikan gen z, yang kita harus lakukan adalah menyesuaikan zaman, ubah persepsi kita sesuai dengan mereka yaitu para gen z, mulai atur keseimbangan antara kelemahan gen z dengan keflesibelan mereka agar menjadi produktivitas usaha kita. Kita ini bukan mengubah arah tapi mengubah layar.
Berdasarkan Survei yang saya temukan, kecenderungan Gen z lebih suka jadi wirausaha dibandingkan menjadi pekerja, gen z kurang berminat menjadi PNS, karena gajinya kecil dan diatur atur dari a sampai z. Gen z itu generasi yang hidupnya lebih praktis, pns itu cari aman dan kurang menantang mengapa demikian ? Karena Gen z hidup dizaman yang serba fleksibel, dinamis dan mampu beradaptasi dengan cepat akan kemajuan teknologi.
Lantas posisi saya ada di generasi mana? posisi saya ada di Generasi Millenial awal yang setengah karakternya terbentuk dari generasi diatasnya, jika melihat sukses atau tidaknya seseorang itu bisa dilihat dari lingkungan dimana orang itu bergaul. akan tetapi pasar global dan teknologi mengikuti keinginan GEN Z untuk 10 tahunan mendatang, tutup salah satu dosen di Malaysia ini.
Penulis: ASW